Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting manusia di seluruh dunia. Salah satu yang membedakan pendidikan di Indonesia dengan negara-negara lain adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai karakter pendidikan bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan abad 21 ini. Untuk menghadapi tantangan pembelajaran abad 21, Indonesia saat ini menerapkan kurikulum 2013, yang dalam penerapannya guru diwajibkan untuk mampu menguasai teknologi dan menerapkan teknologi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Apa itu pembelajaran abad 21?
Pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang mengintegrasikan unsur 4C yaitu critical thinking dan problem solving (berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah), communication skills (kemampuan berkomunikasi), collaboration (kemampuan bekerja sama), dan creativity. Tidak hanya itu, pembelajaran abad 21 di Indonesia saat ini juga perlu mengimplementasikan unsur pendekatan TPACK, yaitu Technological, Pedagogical, dan Content Knowledge serta unsur model pembelajaran berbasis IBA, yaitu inquiry base active yang terdiri dari model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan pembelajaran yang menarik, inovatif, kreatif, aktif, dan berpusat pada siswa. Untuk mengintegrasikan ketiga unsur tersebut maka perlu perancangan pembelajaran (RPP), agar kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien
A. Unsur 4C
1. Critical Thinking dan Problem Solving
Keterampilan berpikir kritis atau Critical Thinking dalam 4C Keterampilan Abad 21 merupakan keterampilan fundamental pada pembelajaran di abad ke-21. Keterampilan berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai (P21, 2007a; Redecker et al 2011).
Berpikir kritis (critical thinking) merupakan kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akan muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu permasalahan.
Keterampilan berpikir kritis juga menggambarkan keterampilan lainnya seperti keterampilan komunikasi dan informasi, serta kemampuan untuk memeriksa, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi bukti.
Critical thinking dimaknai juga sebagai kemampuan menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah.
Dalam era literasi digital sekarang ini, dimana arus informasi yang bisa datang dari mana saja, maka peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk memilih sumber dan informasi yang relevan, menemukan sumber yang berkualitas dan melakukan penilaian terhadap sumber dari aspek objektivitas, reliabilitas, dan kemutahiran.
Kemampuan membedakan kebenaran dari kebohongan, fakta dari opini, atau fiksi dari non-fiksi, merupakan salah satu modal bagi peserta didik untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak sepanjang hidupnya.
Keterampilan memecahkan masalah atau Problem Solving mencakup keterampilan lain seperti identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi.
Seseorang harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam memecahkan masalah yang kompleks.
Kegiatan Critical Thinking dan Problem Solving ini dapat diterapkan dalam indikator pencapaian kompentensi berbasis HOTs.
2. Collaboration
4C Keterampilan Abad 21 yang keeempat adalah kolaborasi (collaboration). Kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah (P21, 2007).
Peserta didik dapat bekerja bersama-sama secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang autentik dan mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok.
Pada dunia kerja di masa depan, keterampilan berkolaborasi juga harus diterapkan ketika menghadapi rekan kerja yang berada pada lokasi yang saling berjauhan.
Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif disertai dengan keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional.
Akhirnya melalui keterampilan ini maka diharapkan peserta didik nantinya dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan permasalahan yang ditemukan.
Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan keterampilan berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen.
3. Creativity
Creativity (kreatifitas) merupakan kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Kemampuan ini berkenaan dengan kemampuan seseorang dalam menciptakan penggabungan baru.
Peserta didik harus dapat dipicu untuk berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru, mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban.
Kreativitas sangat dipengaruhi oleh pemikiran kreatif, yaitu bagaimana proses pikiran seseorang dalam menciptakan gagasan baru.
Dengan kreativitas, diharapkan peserta didik nantinya dapat menghasilkan penemuan-penemuan baru sering disebut sebagai inovasi. Salah satu bentuk inovasi dalam era teknologi sekarang ini ditandai dengan semakin banyak pekerjaan yang diambil alih oleh mesin di masa depan.
Berpikir kreatif dalam menciptakan berbagai inovasi baru adalah salah satu dari 4C keterampilan abad 21. Dengan kemampuan ini, diharapkan peserta didik nantinya dapat bertahan dan tidak tergantikan oleh robot atau mesin di bidang pekerjaannya.
Kesuksesan individu akan didapatkan oleh peserta didik yang memiliki keterampilan kreatif. Individu-individu yang sukses akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semuanya.
Akhirnya melalui keterampilan ini maka diharapkan peserta didik nantinya dapat menghasilkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan ide-ide mereka secara kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok.
4. Communication Skills
Kemampuan komunikasi atau Communication dalam 4C Keterampilan Abad 21 merupakan keterampilan yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Berkomunikasi merupakan kegiatan mentransfer informasi, baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi merupakan hal penting dalam peradaban manusia.
Tujuan utama komunikasi adalah mengirimkan pesan melalui media yang dipilih agar dapat diterima dan dimengerti oleh penerima pesan.
Kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara.
Akhirnya melalui keterampilan ini maka diharapkan peserta didik nantinya dapat mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi.
B. Unsur Pendekatan TPACK
Pendekatan TPACK adalah pendekatan yang mempengaruhi guru dalam proses belajar mengajar guna proses perencanaan kedepan dalam rangka meningkatkan kualitas guru yang profesional dan berbasis TIK.
Pada TPACK titik beratnya adalah bagaimana pengetahuan Teknologi (Technological Knowledge), pengetahuan Pedagogi (Pedagogy Knowledge), dan pengatahuan Konten (Content Knowledge) dapat di satukan dalam sebuah pembelajaran yang nantinya menjadikan pembelajaran yang efektif dan berhasil dalam sebuah konteks pembelajaran.
Technological Knowledge, pada pengetahuan Teknologi (Technological Knowledge) adalah bagaimana menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran, sebagai contoh internet yang menjadi sumber belajar dan sarana belajar bagi pembelajar. Teknologi internet sudah sangat pesat dan mendukung pembelajaran, teknologi ini juga menyediakan softwareyang dapat digunakan sebagai pembelajaran dan tidak berbayar seperti salah satunya adalah Moodle.
Pedagogy Knowledge, pengetahuan Pedagogi (Pedagogy Knowledge) merupakan bagaimana cara guru mengajarkan materi pembelajaran, penggunaan model dan metode yang tepat dan kreatif dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Pendekatan pembelajaran orang dewasa seperti konstruktivisme, sosial kolaborasi, dan sosial konstruktivisme untuk membentuk komunitas pembelajaran menjadi salah satu contoh model pembelajaran yang dapat digunakan.
Content Knowledge, pengatahuan Konten (Content Knowledge) adalah apa yang akan dipelajari atau substansi materi apa saja yang akan dipelajari.
C. Unsur Model Pembelajaran IBA
Unsur model pembelajaran IBA, yaitu inquiry base active yang terdiri dari model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning. Dengan model pembelajaran IBA maka kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
1. Problem Based Learning
Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).
Menurut Arends (2008:55), langkah-langkah dalam melaksanakan PBL ada 5 fase yaitu (1) mengorientasi siswa pada masalah; (2) mengorganisasi siswa untuk meneliti; (3) membantu investigasi mandiri dan berkelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran (permendikbud, 2014:20). Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata (Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009:30).
Langkah-langkah melaksanakan model pembelajaran PjBL ada 6 tahapan yaitu:
Fase 1 : Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Fase 2: Menyusun perencanaan proyek (design project)
Fase 3: Menyusun jadwal (create schedule)
Fase 4: Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)
Fase 5: Penilaian hasil (assess the outcome)
Fase 6: Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Demikian penjelasan mengenai kompetensi yang harus dikuasai guru pembelajaran abad 21. Dengan mengintegrasikan dan menerapkan 4C, TPACK, dan Model Pembelajaran IBA, maka kegiatan pembelajaran akan menumbuhkan berpikir kritis siswa, serta kegiatan pembelajaran lebih inovatif, kreatif, menarik, dan menyenangkan bagi siswa.